Wujud
artinya ada. Tuhan ada, kita pun ada. Ada kita dari ibu-bapak. Ibu bapak dari
datuk nenek. Datuk nenek dari moyang. Akhirnya, dari Nabi Adam a.s. Kalau
adanya Tuhan dari mana? Kalau ada yang berkata dari sini dari situ, jawabnya
tentu bukan Tuhan.
Yang dikatakan Adanya Tuhan itu Ada dengan sendiri-Nya. Itulah ADA. Bukan di-ada-kan dari tidak ada menjadi ada. Tuhan ada dengan sendiri-Nya. Jangan ada terpikir ingin mengetahui Tuhan itu dari mana.
Kalau yang bukan tuhan boleh kita pikirkan dari mana mananya. Tetapi, kalau Tuhan, orang berpendapat dari sini-dari sini, jawabannya bukan tuhan. Bagaimanalah yang Ada dengan sendiri-Nya mau dipikirkan? Tentulah tidak ada dari mana-mana lagi.
Yang dikatakan Adanya Tuhan itu Ada dengan sendiri-Nya. Itulah ADA. Bukan di-ada-kan dari tidak ada menjadi ada. Tuhan ada dengan sendiri-Nya. Jangan ada terpikir ingin mengetahui Tuhan itu dari mana.
Kalau yang bukan tuhan boleh kita pikirkan dari mana mananya. Tetapi, kalau Tuhan, orang berpendapat dari sini-dari sini, jawabannya bukan tuhan. Bagaimanalah yang Ada dengan sendiri-Nya mau dipikirkan? Tentulah tidak ada dari mana-mana lagi.
Setiap yang ada-nya dari tiada, bukan Tuhan.
Urat syaraf tidak sakit, tidak tegang. Perlu apa memikirkan Tuhan dari mana? Karena keyakinan kita bahwa Tuhan itu ADA dengan sendiri-Nya. Tidak ada yang meng-adakan. Tidak ada dari asal ini-itu, itu semua bukan Tuhan.
Hati-hati bicara dengan ibu-ibu yang sudah bertauhid. Orang tauhid tetap mendahulukan Tuhan. Adanya Tuhanlah maka adanya sekalian baharu alam. Hati orang yang tidak buta tauhid mengatakan adanya Tuhanlah maka adanya sekalian baharu alam. Hati orang yang buta tauhid, mengatakan adanya sekalian baharu alam menandakan adanya Tuhan, ini hati orang yang buta tauhid.
‘Alaa bikulli syaiin, 'Tuhan menciptakan segala sesuatu'.
Jelas sekali yang ada pada sekalian baharu alam, hanya kekuasaan Tuhan saja yang ada. Kekuasaan siapa yang ada pada diri ibu-ibu itu? Adakah Ibu-ibu membuat tangan anak ibu, kepala anak, nyawa anak, ruh anak Ibu? Cobalah sadar. Kita tidak merasa membuat ruh, tapi anak kita punya ruh. Kita tidak merasa membuat tangan-kaki anak, tapi lalu anak kita punya tangan-kaki. Kalau kita buka akal kita, tahulah kita, kekuasaan Tuhanlah yang ada.
Duduk di pesantren baru tahu hukum syara` saja sudh merasa hebat. Apakah agama ini isinya hukum syara` saja dan tidak ada hukum aqli-nya? Beginilah cara tauhid mencari kebenaran. Betul-betul hukum aqli itu dihidupkan.
Kalau sudah akal orang itu normal atau sempurna, jiwanya pun normal dan sempurna. Maka tauhid ini dengan hukum aqlinya menyempurnakan jiwa manusia, bukan merusak jiwa manusia. Itu makanya ajaran dan amalan tauhid itu sampai karam di dalam sirr. Kebanyakan tasawuf hanya sampai sirr saja. Jatuhnya masih di alam batin. Kalau tauhid sampai karam di dalam sirr. Sampai kepada Rahasia. Inilah sirri sirrihi. Rahasia di dalam rahasia. Rahasia sampai di dalam rahasianya rahasia. Inilah tauhid.
Orang yang kajiannya baru sampai ke batin saja sudah jadi kebanggannya. Diam satu saat itu sama dengan ibadah 70 tahun. Dalam pandangan ibu-ibu yang sudah hidup hukum aqli-nya dalam tauhid, berliur pun tidak dengan perkataan orang kebatinan itu. Bahkan ditertawakannya saja. Untuk apa cari satu saat bernilai 70 tahun kalau dia bisa mencari satu hari saja berada di sisi Tuhan bernilai seribu tahun?!
Menurut ibu-ibu tauhid, orang bodoh mau mencari 70 tahun tapi tidak mau mencari 1000 tahun. Bukalah Q.S. al-Hajj:47, itulah shalat limat waktu sehari semalam: kita di sisi Allah.
Ayolah Ibu-Ibu jangan kita malu dengan lak-laki sok-sok alim, tapi goblok. Inilah kalau mau tau jiwa-jiwa perempuan yang belajar tauhid. Lihatlah Masithah di zaman Firaun, jiwanya sudah tertanam tauhid: anaknya direbus, suaminya direbus, sampai dirinya juga direbus, dia tetap mempertahankan tauhid. Kata siapa tidak ada perempuan yang lebih hebat imannya dari laki-laki?!
Bicara saja soal pahala-pahala tapi buta dengan Tuhan Yang Kuasa Memberi Pahala. Akhirnya jadi sponsor iklan [hakikat iklan itu manipulasi-hiperbolis -Mux-]. Lihat Mamah Dedeh tuh, bikin pekikan-pekikan khas jadi bintang iklan. Karena apa? Buta dengan Tuhan. Kalau hati tidak buta dengan Tuhan, mana mau jadi bintang iklan. Lihat Aa Gym, melek akhlak dan syara` saja, akhirnya terjerat dengan aib. Ustad Jefry, mengumandangkan ayat-ayat dengan lagu yang indah.. tapi buta dengan Yang Berkalam Pemilik Keindahan. Lihat Arifin Ilham, berzikir-zikir tapi tidak dikenalkan dulu umat pada ilmu zikir. Hakikat zikir itu bukan menyebut-sebut Nama sambil tak kenal dengan Yang Punya Nama. Lihat Ustadz Mansyur, dijadikannya sedekah sekadar sebagai "pemancing rezeki lebih besar", hilang ajaran keikhlasannya. Ditanya soal santet, tidak berani tegas mengata itu perbuatan kafir dan sesat. Memangnya keridaan Tuhan bergantung pada amal makhluk? Lihat Ustadz Felix, pandai mengolah kata hanya berujung jualan buku remaja. Lihat Quraish Shihab, jadi ahli tafsir yang diakui dunia, tapi tidak berani menegur pesantren-pesantren yang ajarkan khadam-khadam atau menegur ulama klenik seperti Ustadz Cilik Guntur Bumi dan samar saja mengenalkan umat pada Tuhan. Ada juga Habib tak waras bernama Soleh yang buta ketuhanan, sampai eyang dubur disebutnya murid Rasulullah. Sudahlah yang namanya bohong itu munafik. Taat yang kecil saja disepelekan. Kita maksiat kecil, munafiknya besar. Sudah jadi ulama, kerjanya munafik. Dapat uang banyak tapi dapat dari jalan munafik apakah tidak mengandung kemurkaan Tuhan?
Muhammad Rasulullah Saw. itu pribadi yang mengenalkan umat pada Tuhan, hukum, dan akhlak. Malulah kalau jadi ulama tidak sanggup mengantarkan umat pada Tuhan lalu merasa "al-ulama waratsatul anbiya". Janganlah buta dengan ketuhanan. Ini sekadar nasihat keras untuk Anda-Anda yang Allah karuniai amanah nama-besar sehingga dikenal umat secara luas. Cobalah sadarkan umat bahwa agama ini bukan hanya berisi syara` dan akhlak. Cobalah hidupkan kembali hukum aqli sehingga umat tidak babak-belur dibodohi para penyesat. Cobalah hidupkan kembali pahaman iman yang tidak koyak oleh mi instan sekardus sehingga bangkit kejayaan Islam seperti masa emasnya dulu. Kalau ulama dan umat tidak buta ketuhanan, aqli-nya tidak bisa terjerat dengan aib-aib keduniaan. Ini semua diungkapkan karena prihatin.
Lihatlah gerak gerik manusia, ada yang gerak-geriknya keakuan saja. Tidak ada yang bersifat Muhammad. Karena al-quran itu pedoman Muhammad. Lihat zaman jahiliyyah, kekejaman terus yang ada di kehidupan manusia. Gerak-geriknya kafir, hatinya pun kafir. Inilah Yahudi, Majusi, dan Nasrani. Ada juga yang gerak-geriknya Islam, hatinya kafir. Inilah munafik, pembohong, penipu macam Wahabi-Salafy. Tidak ada beda dengan Syiah yang menghina para sahabat dan menambah-tambah bacaan azan. Ada juga gerak gerik kafir, hati Islam: kasus dalam tarikh pada anak-cucu Rasulullah Saw, terkena fitnah Yahudi yang menyenangkan Sunni. Lihat wanita-wanita, hatinya Islam tapi berjalan pagi pakai celana pendek, paha ke mana-mana. Mengaku dirinya Islam-umat Muhammad, ke mana selubungmu Ibu-ibu? Ini penting penutup keaiban. Ada juga gerak gerik Islam, hatinya Islam. Inilah shalat lima waktu sebab shalat itu kekuatan iman. Mengapa banyak ditinggalkan? Inilah umat-umat Muhammad yang dibenarkan.
Hidup jangan main-main, suka menentang bahaya. Kerjakanlah yang disuruh dan tinggalkan yang dilarang. Sebab kita ini hidup tak tahu kapan mati. Dan ingat, diperintahkan Tuhan beribadah supaya diridhai. Ucap syahadat dan ketahuilah Muhammad karena Muhammad dijadikan dirimu dengan adil seadil-adilnya.
Muhammadlah diri kita ini. Kalau sudah adil tidak kena cipratan api neraka. Siapa menyebut dirinya Muhammad, inilah orang yang diridhai Allah. Siapa Muhammad itu? Inilah tubuhnya Allah Ta`ala. Siapa Allah itu? Muhammad juga [dalam ilmu makrifat]. Melihat orang ditanam di kubur, Muhammad juga. Cukup katakan saja dalam hati, dunia ini Muhammad, akhirat pun Muhammad.
Tapi, Muhammad yang mana?
Yaitu
Muhammad yang bersih. Allah tidak bertempat, Muhammad bertempat, maka adalah
surga-neraka. Umat Muhammad yang mana yang tempatnya surga dan yang mana yang
tempatnya neraka? Muhammad yang mana yang wazulumati illannur itu?
Muhammad ini penting diketahui, bukan untuk disembarangkan. Waktu hidupnya saja
dikelilingi musuh. Karena Allah memimpinnya, dia selamat. Bahkan Jibril selalu
menemaninya. Muhammad sebaik-baik manusia. Mencari ilmu tinggi-tinggi, tapi tak
kenal Muhammad apa artinya?
Ingatlah kita dizahirkan Allah, dilahirkan bapak, dilahirkan ibu, dilahirkan lagi di kubur. Maka jahat kita buat; jahatlah didapat. Baik dibuat; baik didapat. Apabila jahat yang didapat, banyak penyesalan.
Yang namanya Muhammad itu tidak ada matinya. Nampak mati di dunia, tapi awal kehidupan di alam baqa. Ingat, akhirul kalam Muhammad Saw., "Ummati shalli shali shalli...." Bangkit dari kubur pun, "Ummati ummati...ummati." Muhammad itu Rahasia Allah. Kosong inilah Rahasia Allah yang dijadikan-Nya manusia. Mengapa ada tauhid tidak mau menggali Tauhid. Kalau sudah kenal tubuh tuhan dengan tubuh Muhammad, dalam syahadat kita tinggal meyakinkan saja.
Inilah materi pengajian tauhid ibu-ibu hari ini. Sabtu mendatang, insyaAllah akan diperhalus lagi pahaman ibu-ibu ini sampai nyata kebenarannya. Betul-betul sampai kita merasakan nikmatnya: shalat nikmat, menjalani hari-hari nikmat, hidup nikmat, sampai mati pun nikmat.
Ingatlah kita dizahirkan Allah, dilahirkan bapak, dilahirkan ibu, dilahirkan lagi di kubur. Maka jahat kita buat; jahatlah didapat. Baik dibuat; baik didapat. Apabila jahat yang didapat, banyak penyesalan.
Yang namanya Muhammad itu tidak ada matinya. Nampak mati di dunia, tapi awal kehidupan di alam baqa. Ingat, akhirul kalam Muhammad Saw., "Ummati shalli shali shalli...." Bangkit dari kubur pun, "Ummati ummati...ummati." Muhammad itu Rahasia Allah. Kosong inilah Rahasia Allah yang dijadikan-Nya manusia. Mengapa ada tauhid tidak mau menggali Tauhid. Kalau sudah kenal tubuh tuhan dengan tubuh Muhammad, dalam syahadat kita tinggal meyakinkan saja.
Inilah materi pengajian tauhid ibu-ibu hari ini. Sabtu mendatang, insyaAllah akan diperhalus lagi pahaman ibu-ibu ini sampai nyata kebenarannya. Betul-betul sampai kita merasakan nikmatnya: shalat nikmat, menjalani hari-hari nikmat, hidup nikmat, sampai mati pun nikmat.
— Syaikh Siradj —
0 komentar :
Posting Komentar