PAHALA seseorang itu ditentukan kualitas ibadahnya. Ibadah yg banyak, tetapi jika tidak dilakukan dengan hati yg ikhlas justru sia-sia. Alloh mencintai ibadah yg ISTIQOMAH walaupun sedikit. Cintanya Alloh itu lebih Agung dibanding sekedar PAHALA. Kita jangan membayangkan pahala kita terwujud didunia. Sebab di dunia ini tidak layak bagi tempat pahala. Pahala itu tempatnya diakhirat, dan hanya akhirat saja yg mampu menampung pahala ibadah.
Sebagaimana disebutkan dalam kitab Alhikam. Lakukan ibadah semaksimal mungkin, bukan sebanyak mungkin. Kalau kita ingin memperbanyak ibadah dengan suatu semangat yg menggebu-gebu, justru itu tidak dicintai Alloh. Semangat menggebu-gebu dalam ibadah itu termasuk semangat nafsu beribadah. Dan nafsu itu justru menghalangi hubungan kita dengan Alloh Ta'ala.
Didalam dunia Tasawuf tidak banyak dibicarakan soal pahala. Malah kalau perlu pahala itu menjadi sesuatu yg tidak perlu dipikirkan. Dunia sufi malah melupakan pahala. Karena kalau kita beribadah dengan motivasi pahala, ingin dapat surga dan sebagainya, itu menunjukan kualitas ibadahnya sangat rendah.
Ibarat seorang pekerja, yg diingat hanya upah dan gaji saja, sehingga ketika bekerja ia kehilangan rasa cintanya, rasa gairahnya dalam bekerja. Beribadahlah demi cinta kita kepada Alloh, bukan demi pahalanya. Untuk apa kita mengharap pahala? Sesuatu yg sudah jelas didepan kita? Kenapa harus dipikir dan diangan-angan.
Kalau kita masih demikian, kita harus segera bertaubat dari beribadah mencari pahala, menuju beribadah hanya semata karena Alloh, bukan karena pahala atau karena akheratnya.
Manusia ini memang serba terbatas, baik kualitas maupun kuantitasnya, ke-dhoifan, ketidak berdayaan didepan Alloh. Tetapi kalau manusia merasa serba bisa, serba hebat, serba merasa mengaku bisa ini dan itu, justru kualitas ibadahnya turun drastis dimata Alloh.
Mungkin selama ini kita beribadah karena iming-iming pahala yg besar. Mengapa Alloh dan Rosulnya membuat iming-iming semacam itu? Iming-iming dan janji-janji Alloh itu semata karena saking sulitnya manusia diperintah beribadah. Renungilah hadist qudsi, "Wahai manusia, seandainya Aku tidak menciptakan surga dan neraka, Apakah Aku tidak layak untuk disembah?". Nah! Kalau Alloh tidak menciptakan pahala, apakah kita tidak beribadah kepada-Nya? Alangkah zholim dan terpedayanya kita ini. Beribadahlah seakan-akan surga dan neraka itu tidak ada. Yang ada hanya Alloh saja.
Alhamdulillaah..InsyaAllaah..Semoga Bermanfa'at..Amiin..
0 komentar :
Posting Komentar