Pages

Senin, 18 Mei 2015

CERITA INSPIRASI: Pesan Ayah Untuk Anaknya Di Facebook



Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini...
Ada dua buah pesan yang selama ini ia abaikan.

1

Pesan pertama berisi spam.
Pesan kedua…..dia membukanya.
Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu.

Diapun mulai membaca isinya :
“Assalamu’alaikum. Ini kali pertama bapak
mencoba menggunakan facebook.
Bapak mencoba menambah kamu sebagai teman sekalipun bapak tidak terlalu paham dengan itu.
Lalu bapak mencoba mengirim pesan ini kepadamu.
Maaf, bapak tidak pandai mengetik. Ini pun kawan bapak yang mengajarkan.
Bapak hanya sekedar ingin mengenang.
Bacalah !
Saat kamu kecil dulu, bapak masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik memanggil :
"Bapak, bapak, bapak. bapak..."
Bahagia sekali rasanya anak lelaki bapak sudah bisa memanggil-manggil bapak, sudah bisa memanggil-manggil ibunya.
Bapak sangat senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang bapak ucapkan ketika umurmu 4 atau 5 tahun.
Tapi, percayalah. bapak dan ibumu bicara dengan kamu sangat banyak sekali.
Kamulah penghibur kami setiap saat, walaupun
hanya dengan mendengar gelak tawamu.
Saat kamu masuk SD, bapak masih ingat kamu
selalu bercerita dengan bapak ketika membonceng sepeda tua tentang apapun yang kamu lihat di kiri kananmu dalam perjalanan...
Orangtua mana yang tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal di luar rumahnya.
Bapak jadi makin bersemangat bekerja keras
mencari uang untuk biaya kamu untuk sekolah...
Sebab kamu lucu sekali dan juga menyenangkan.
Bapak sangat mengiginkan kamu menjadi anak yang pandai dan taat beribadah.
Masih ingat jugakah kamu, saat pertama kali kamu punya HP?
Diam-diam waktu itu bapak menabung karena kasihan melihatmu belum punya HP sementara kawan-kawanmu sudah memiliki.
Ketika kamu masuk SMP kamu sudah mulai punya banyak kawan-kawan baru.
Ketika pulang dari sekolah kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah mengayuh sepeda, begitu pikir bapak.
Kamu keluar kamar hanya pada waktu
makan saja setelah itu masuk lagi, dan keluarnya lagi ketika akan pergi bersama kawan-kawanmu.
Kamu sudah mulai jarang bercerita dengan bapak.
Kini kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang
sekolah yang lebih tinggi lagi...
Kamu mencari kami saat perlu-perlu saja serta membiarkan kami saat kamu tidak perlu.
Ketika mulai kuliah di luar kota pun sikap kamu
sama saja dengan sebelumnya... Jarang
menghubungi kami kecuali disaat mendapatkan
kesulitan.
Sewaktu pulang liburan pun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan
internet kamu, dengan dunia kamu.
Bapak bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Adakah kawan-kawanmu itu lebih penting dari bapak dan ibumu?
Adakah bapak dan ibumu ini cuma diperlukan saat nanti kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu?
Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?
Kamu semakin jarang berbicara dengan bapak lagi.
Kalau pun bicara, dengan jari-jemari saja lewat
sms.
Berjumpa tapi tak berkata-kata. Berbicara
tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu hari raya.
Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata...
Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, malah menjadi-jadi.
Malam ini, bapak sebenarnya rindu sekali pada kamu.
Bukan mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma bapak sudah merasa terlalu tua. Usia bapak sudah diatas 60 an.
Kekuatan bapak tidak sekuat dulu lagi.
Bapak tidak minta banyak…
Kadang-kadang, bapak cuma mau kamu berada disisi bapak.
Berbicara tentang hidup kamu.
Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati
kamu.
Menangis pada bapak. Mengadu pada bapak.
Bercerita pada bapak seperti saat kamu kecil dulu.
Andaipun kamu sudah tidak punya waktu samasekali berbicara dengan bapak,
"Jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara dengan Allah.
Jangan letakkan cintamu pada seseorang didalam hati melebihi cintamu kepada Allah."
Mungkin kamu mengabaikan bapak, namun jangan kamu sekali-kali mengabaikan Allah.
Maafkan bapak atas segalanya.
Maafkan bapak atas curhat bapak ini.
Jagalah shalat.
Jagalah hati.
Jagalah iman. ”
Pemuda itu meneteskan air mata, terisak.
Dalam hati terasa perih tidak terkira...................
Bagaimana tidak ???????????????
Sebab tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3
bulan beliau pergi untuk selama-lamanya....
Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un........
Allaah سبحانه وتعالى berfirman :
"Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak memiliki 'ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya."
(QS. Al-'Ankabuut [29] : 8)
Allaah ﷻ berfirman :
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah (beribadah) selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik (mulia). Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : 'Wahai Rabbku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'"
(QS. Al-'Isra' [17] : 23 - 24)
Allaah سبحانه وتعالى berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti (kepada kedua orangtuanya) benar-benar dalam (Surga) yang penuh (dengan) kenikmatan."
(QS. Al-Infithaar [82] : 13)
Dari Mughirah bin Syu'bah radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Sesungguhnya Allaah Ta'ala mengharamkan atas kamu durhaka kepada ibu bapak (orangtua), menolak kewajiban, minta sesuatu yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup. Dan Allaah membenci atasmu banyak berbicara (sesuatu yang tidak bermanfaat), banyak bertanya (sesuatu yang tidak bermanfaat), dan memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, no. 5975, dan Muslim, no. 1715 [12])


Tidak ada komentar:

Posting Komentar