Home » » Sungguh Sakitnya Dicuci

Sungguh Sakitnya Dicuci

Written By NurulHuda on Minggu, 16 Juni 2013 | Minggu, Juni 16, 2013



M. Rahim Bawa Muhaiyaddeen

SALAM sayangku padamu, cucu-cucuku, saudara-saudaraku dan anak-anakku.

Lihatlah pakaianmu. Lihatlah betapa kotor pakaianmu. Pakaian-pakaianmu telah sangat berubah sejak engkau membelinya pertama kali! Warna-warnanya telah pudar, dan penuh dengan keringat. Ciumlah, pakaian-pakaian itu berbau busuk! Sekarang, ciumlah bau badanmu! Bau segala sesuatu yang engkau makan, ada dalam keringatmu. Jika engkau makan daging sapi, maka bisa berbau seperti sapi. Jika engkau makan daging kambing, maka bisa berbau seperti kambing. Jika engkau makan ikan, maka bisa berbau seperti ikan, dan jika engkau makan ayam, maka engkau akan berbau seperti ayam. Bahkan jika kamu minum obat, maka akan berbau seperti obat ketika engkau sendawa. Dari mana semua bau badan ini berasal? Dari dalam tubuhmu. Bau badan tersebut berasal dari makanan yang telah engkau makan dan masuk ke dalam tubuhmu. Itulah mengapa engkau berbau dan mengapa pakaianmu berbau, yang berasal dari keringat, dari semua makanan yang telah engkau tumpuk dalam tubuhmu.

Bau busuk dan kotoran yang terkumpul pada pakaianmu bisa dicuci, tapi apa yang bisa dilakukan untuk bau yang ada di dalam tubuh? Salam sayangku padamu, cucu-cucuku, cobalah untuk merenungkannya!

Engkau mencuci pakaianmu, bukan? Engkau berpendapat, “Aku pasti kelihatan menarik. Aku harus tampak menjadi orang penting,” dan dengan demikian, engkau menjaga kerapian serta kebersihan pakaianmu. Di zaman kuno, orang-orang harus menghempas-hempaskan pakaiannya ke batu di pinggir sungai untuk membersihkannya, tapi sekarang, ilmu pengetahuan telah memberi kita mesin cuci dan kita cukup menambahkan sedikit sabun. Tapi pakaian itu benar-benar menderita dalam mesin cuci tadi. Suatu hari nanti, perhatikan bagaimana sebuah mesin cuci bekerja dan engkau akan melihat bagaimana pakaian-pakaian itu menderita. Pakaian-pakaian tersebut dicampuradukkan, dikucek, digosok-gosok, dan dilempar. Bahkan jika kau mencucinya dengan tangan harus menyabunnya dan membilasnya. Itu satu-satunya cara bagaimana kotoran bisa dihilangkan. Pakaian begitu penting, untuk menatamu agar kelihatan menarik, seperti seorang pengantin laki-laki atau perempuan.

Anak-anakku, dengan cara yang sama, engkau harus melenyapkan

bau yang berasal dari setiap pori kulitmu. Penyakit berbau dan karma ini, ilusi, kesombongan, iri hati, keraguan, kebencian, kemarahan, bakhil, kerakusan, fanatik, kecemburuan, perbedaan antara dirimu dan aku, milikku dan milikmu, kepunyaanku dan kepunyaanmu, agamaku dan agamamu, bahasaku dan bahasamu, anakku dan anakmu ini - betapa semua ini busuk! Semuanya mengeluarkan bau busuk setiap detik dari setiap pori tubuhmu.

Sangatlah sukar untuk melenyapkan bau busuk yang berasal dari barang-barang yang telah engkau cari dan yang telah menumpuk dalam dirimu. Dan karena begitu sulit, maka ini mungkin sedikit sakit ketika engkau mencoba untuk mencuci bau busuk ini. Jika engkau menderita penyakit yang mengan dung infeksi dan dokter mengangkat penyakit itu dengan pisau bedahnya, maka engkau mungkin menangis karena sakitnya.

Jika engkau menginjak duri dan dokter mencabutnya, maka engkau makin merasa sakit sehingga engkau mencoba memukul atau menggigit dokter itu. Cukup sulit bagi dokter untuk menjalankan pekerjaan ini tanpa engkau memarahinya dan menganggapnya sebagai orang brengsek.

Engkau mungkin bereaksi dengan cara yang sama ketika datang kepada seseorang yang memiliki kearifan dan sifat-sifat yang baik dan dia mencoba menolong dirimu dari penyakit karma. Ini benar-benar sangat berat. Engkau akan menderita ketika seseorang yang tahu, mengatakan penyakitmu itu. Pikiran dan keinginanmu, rasa lapar, penyakit, usia tua, dan kematianmu, akan menderita. Empat ratus triliun sepuluh ribu penyakit yang menumpuk dalam dirimu akan mengalami penderitaan.

Jika seseorang memberitahumu untuk membuang hal-hal yang telah engkau pelihara dengan begitu hati-hati, maka ini akan membuatmu sedih. Engkau akan berteriak kepadanya dan penuh keraguan, kemarahan, iri hati, dan kemudian engkau akan kabur.

Jadi akan lebih mudah untuk mengunjungi seseorang yang memiliki sifat-sifat sama seperti dirimu, yaitu seseorang yang hanya akan berkata, “Oh, tidak ada yang menyimpang. Tidak ada masalah. Engkau berbau harum, pakai saja sedikit obat pengharum badan. Aku menyukaimu. Makanlah apa saja yang engkau inginkan dan ucapkan mantra apa saja yang engkau pilih. Kemudian, engkau akan gembira.” Engkau akan menyukainya. Engkau akan berkata bahwa dialah dokter yang baik, guru yang baik, dan syekh yang baik.

Tapi coba pikirkan! Karena dia berbau persis sepertimu, maka dia tidak akan keberatan dengan baumu. Bau busuknya dan bau busukmu akan membaur dengan baik, tapi bahkan binatang-binatang akan berlari kabur menjauhi bau busuk itu, dan bau busuk itu begitu menusuk. Pikirkan tentang sigung.

Orang menganggap seekor sigung kerbau mengerikan, kecuali sigung yang lain. Jadi, ketika dua sigung bertemu, mereka bahagia. Tapi umat manusia akan melakukan apa saja untuk membuang bau busuk itu.

Cucu-cucuku, sebagaimana seekor sigung tidak tahu bahwa sigung yang lain juga berbau, maka karma tidak mengenal bau karma. Tapi seorang manusia bijak akan tahu. Dia akan mencoba untuk membuang bau busuk itu. Seorang guru palsu hanya akan menikmati bau karma. Dia tidak akan membantumu untuk membuang sifat busukmu, dan dengan demikian, sifat busuk tersebut akan terus tumbuh dalam dirimu. Dia akan minta uang dan berkata, “Lakukan ini, lakukan itu. Berilah aku 200 dolar, dan segala sesuatunya akan berubah menjadi baik!”

Seorang guru palsu minta uang, tapi seseorang bijak sejati berkata, “Aku tidak menginginkan apa pun. Sudah, cukup jika engkau menjadi baik.”

Seorang tabib sejati yang mencoba untuk menyembuhkan penyakitmu, mungkin menyebabkan rasa sakit pada dirimu. Sungguh berat untuk membasuh keadaan buruk itu karena penyakit merupakan bagian dari daging, darah, dan pikiranmu.

Penyakit melekat pada dirimu seperti cat. Mencoba untuk mengikis atau menghapus penyakit secara menyeluruh, sangatlah sukar. Penyakit harus diatasi dengan \[sikap] sabar dan syukur, dengan berpuas diri dan kesabaran hati. Cucu-cucuku, engkau membutuhkan iman, kemantapan hati, dan kepastian. Engkau membutuhkan semua sifat Allah. Maka cat itu bisa dihapus dengan kearifan dan cinta, dan engkau bisa bersih.

Salam sayangku padamu. Sungguh sulit untuk membuang karma bawaan. Sungguh sulit untuk mencuci dan menghapus kecongkakan, karma dan ilusi, tarahan, singhan dan suran, tiga anak ilusi. Sangatlah sukar untuk membuang kebencian, kerakusan, fanatisme, dan kecemburuan. Sangatlah sukar untuk menghapus keadaan mabuk, pencurian, pembunuhan, kebohongan, kemarahan, kegugupan, ketidaksabaran, egois, kesombongan, keraguan, kecurigaan, dan perpecahan yang diciptakan pikiran antara agama dan warna. Hanya jika engkau memiliki kesabaran, rasa senang, iman, kemantapan hati, dan semua sifat Allah, maka orang bijak akan mampu membuatmu seindah dan sebersih dirinya. Dia selalu mencoba melaksanakan tugasnya. Dia idak mencari apa-apa darimu.

Salam sayangku padamu, cucu-cucuku. Berpikirlah tentang hal ini dan perkuatlah imanmu! Kita harus membuang karma ini, bau busuk ini. Bau busuk ini menghancurkan kehidupan dan kebebasan jiwa. Bau busuk ini bisa memotong seluruh kehidupan kita dan menghancurkan hubungan kita dengan Allah. Bau seekor sigung ada dalam kulitnya, tapi bau manusia ada dalam pikirannya. Cukup mudah untuk mengupas kulit sigung, tapi membuang bau pikiran sangatlah sukar. Renungkanlah ini secara mendalam. Buanglah kecongkakanmu, kesombonganmu, dan amarahmu. Milikilah rendah hati, kedamaian, dan ketenteraman. Engkau harus memiliki sifat-sifat ini, yang akan baik untukmu.

Salam sayangku padamu, cucu-cucuku. Semoga karma ini hilang dan wewangian itu menjadi milik kita. Semoga kita tetap beriman kepada Tuhan, dan semoga kita memiliki iman yang mutlak, kemantapan hati, dan kepastian. Hargailah sifat-sifat itu. Bersabarlah. Maka, dokter yang baik itu bisa memakai kearifannya demi kalian. Semoga Allah menolong kalian semua. Amin.

Sumber: Sufinews
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

SEMUA TULISAN / ARTIKEL DALAM BLOG INI HANYA SEBAGAI BAHAN PELAJARAN ( IHTIBAR ) KARENA ORANG PINTAR ADALAH ORANG YANG MERASA DIRINYA BODOH SEHINGGA TIDAK BERHENTI MEMBACA DAN BELAJAR

 

Copyright © 2014 Nurulhuda Gorontalo - All Rights Reserved

Design By @OnaldBau