Nabi Muhammad bersabda :
اَلاَ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةٌ
إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ
اْلجَسَدُ كُلُّهُ اَلاَ وَهِيَ اْلقَلْبُ
“Ketahuilah (ingatlah), sesungguhnya
dalam tubuh kita ada segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula
seluruh tubuhnya. Apabila rusak, maka rusak pula seluruh tubuh.
Ketahuilah, iatu adalah hati”. (HR. Bukhari-Muslim)
Hadits di atas menunjukkan bahwa hati
sangat berpengaruh sekali pada diri kita. Imam Ghazali salah satu tokoh
sufi terkenal dan telah menyelami beberapa ilmu, menggambarkan bahwa
hati bagaikan raja yang mempunyai dua tentara.
- Tentara yang bisa dilihat, yaitu : tangan, kaki, mata, telinga, lisan, dan semua anggota tubuh baik yang jelas maupun yang samar.
- Tentara yang hanya bisa dilihat dengan mata hati.
Dari dua macam tentara hati inilah akan
sangat jelas bahwa hati bagaikan raja bagi setiap orang. Tentara pertama
memang diciptakan agar selalu patuh ke hati. Jika hati menyuruh membuka
mata, seketika akan mata kan terbuka. Jika hati menyuruh kaki melangkah
seketika juga akan melangkah. Jika menyuruh mulut untuk berbicara maka
dengan segera akan berbicara. Begitu juga dengan anggota badan yang
lain, yang patuhnya mengalahkan kepatuhan manusia pada pemerintahnya,
pada orang tuanya, pada gurunya, bahkan pada tuhannya, Allah SWT.
.
Ketundukan anggota tubuh manusia pada
hati sama dengan ketundukan malaikat pada Allah SWT. Malaikat pasti akan
mengerjakan semua hal yang sudah diperitahkan Allah SWT padanya. Takkan
pernah terledor sedikit pun. Mengingat malaikat tak mempuyai nafsu,
lain halnya dengan manusia. Jadi bisa diambil kesimpulan hati merupakan
raja yang sangat berpengaru sekali. Semua perintahnya akan pasti
dilaksanakan.
Hati sangat butuh pada
tentara-tentaranya, sama dengan butuhnya seseorang yang hendak bepergian
pada kendaraan dan bekal. Karena memang hati juga punya tujuan untuk.
Ia mau berkelana, mencari Allah SWT, ingin bertemu dengan-NYA, dan
memang demi untuk menemukan Allah SWT hati diciptakan. Sehingga ia
sangat butuh pada kendaraan dan bekal.
Tubuh manusia bertindak sebagai kendaraannya dan pengetahuan (Ilm)
sebagai bekalnya. Dengan kedua hak tersebut hati akan bisa bertemu
dengan Allah SWT. Namun tak semua hati akan berjumpa dengan Allah SWT,
melaikan hati yang baik. Dalam kata lain ia bertidak sebagai raja yang
selalu memerintahkan yang baik pada pasukannya. Perbuatan tentaranya
dipandang bagus oleh pencipta-Nya (Allah SWT).
Akan berbeda hasilnya jika hati
bertindak sebagai raja yang tak baik, raja lalim. Tentaranya mengerjakan
hal yang tak baik, yang telah diperintahkan oleh hatinya. Akibatnya
akan timbul kerusakan dimana-mana. Idaman Negara damai, dengan rakyat
hidup berdampinan akan sirna.
Tujuan hati untuk bertemu dengan Allah
SWT juga akan sirna. Allah SWT adalah dzat yang maha suci tak mungkin
bertemu dengan berlumuran kotoran. Sedangkan tubuh yang diperintah hati
untuk melakukan hal yang buruk bagaikan sapi yang belum pernah
dimandikan 3 bulan. Semua tubuhnya akan dipenuhi kotorannya sendiri.
Kulit putih berubah hitam, bauya pun berubah.
Allah SWT juga tidak akan pernah mau
bertemu dengan mahluk yang tak mau mengerjakan perintah-Nya. Sama dengan
seorang guru yang tak sudi bertemu dengan muridnya yang telah melanggar
peraturannya, yang tak mematuhinya, yang telah menghianatinya.
Memang sangat masuk akal jika Allah SWT
tak mau bertemu dengan hamba yang telah melanggar perintah-Nya. Bahkan
hal itu harus terjadi, agar hati tak semena-mena mengerjakan apa yang
dikehendakinya. Tanpa mengingat atau berterima kasih pada pencipta-Nya.
Padahal Allah SWT menciptakan hati agar ia bisa kenal dengan
penciptanya.
Berbagai godaan yang menimpanya sebagai penyebab semua itu. Sementara ia tak mampu untuk mengatasainya dan mem-filter. Syahwat Syaithan setiap
saat mendatangi, tanpa kenal waktu, dan tanpa kenal lelah untuk
menggoda hati. Gagal sekali tak akan membuat putus asa, bahkan akan
mendatangkan dengan yang lebih besar lagi.
Author: Abdul Aziz, Jember Jawa Timur
0 komentar :
Posting Komentar