Dalam
kitabnya, Imam Al Ghazali menulis bahwa pada setiap malam saat tubuh
kita beristirahat, organ-organ tubuh kita mengadu kepada Allah akan
aktifitas yang kita lakukan hari itu.
Jika
kita tidak dapat menjaga kesehatan tubuh kita dengan bekerja terus dan
kurang istirahat, organ-organ tubuh kita mengadu dan ia minta istirahat
kepada Allah dan jika Allah mengabulkan, maka sakitlah kita flu, demam,
typhus dll, dan beristirahatlah tubuh kita selama beberapa hari dari
aktifitas yang berlebihan. Pun demikian jika kita tidak
bisa menjaga perut kita karena kebanyakan makan, lambung kita mengeluh
kepada Allah dan minta istirahat. Jika. Allah mengabulkan akan sakitlah
lambung kita hingga kita harus diet dan lambung kita beristirahat dst.
Nah
tapi yang paling sengsara adalah jika kita tidak dapat menjaga lidah
kita, suka memaki-maki, bicara kasar, suka ngerumpi, ngomong yang
menyakitkan hati orang lain dll, maka bukan hanya lidah kita yang
mengeluh kepada Allah, tapi juga organ-organ tubuh kita yang lain juga
tidak senang dengan yang dilakukaan oleh LIDAH kita, dan mereke
beramai-ramai mengadu kepada Allah.
Rasulullah
Saw bersabda “Tidak ada satu pun dari (anggota ) tubuh melainkan
semuanya menyampaikan pengaduan kepada Allah atas ketajaman lidah.” (HR.
Abu Dunia)
Itulah sebabnya barangkali Rasul Saw menyuruh kita hanya bicara yang baik-baik atau jika tidak lebih baik diam.
Kata
Nabi Saw,”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat,
hendaklah ia berbicara yang baik-baik atau diamlah” (HR. Bukhari)
Imam
Syafi’i menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah apabila seseorang
hendak berkata hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan
perkataannya tidak akan membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara.
Akan tetapi, jika diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat
atau ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak
usah berbicara.
Dalam hadits yang lain, Rasul Saw bersabda, “ Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Dalam
hadits shahih riwayat Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi disebutkan bahwa
Rasulullah saw. bersabda kepada Mu’adz ra. sambil memegang lidah,
“Tahanlah ini!” Mu’adz berkata, “Apakah kami akan disiksa karena apa
yang kami ucapkan, wahai Rasulullah?” “Ibumu akan kehilangan dirimu
wahai Muadz. Tidaklah wajah orang-orang itu dilemparkan ke dalam api
neraka melainkan karena hasil perbuatan lidah mereka.” (HR Tirmidzi dan
Ahmad)
Namun
begitu, lidah juga merupakan sarana menuju kebaikan dan bisa
mengantarkan pemiliknya ke pintu surga. Maka, alangkah damainya orang
yang mempergunakan lidahnya untuk senantiasa berzikir, memohon ampun,
memuji, bertasbih, bersyukur, dan bertobat kepada Allah dengan lidahnya.
Dan alangkah malangnya orang yang mengoyak kehormatan manusia, menodai
kesucian, serta mendongkel nilai-nilai kebenaran dengan lidahnya .
So,
marilah kita jaga Lidah kita dari hal-hal yang dilarang Allah, dari
memaki, berkata-kata kasar dan menyakitkan hati, ghibah dll.
Ya
Allah aku memohon kepada-Mu, karuniakanlah kami dan anak-anak keturunan
kami lidah-lidah yang jujur dan terjaga dari segala yang dilarang Allah
dan RasulNya. Aamiin
Sekedar nasehat buat saya pribadi yang terkadang tidak dapat menjaga lidah.
Baraka Allah fikum. Amiin
Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad
Jakarta, 16 Oktober 2012
Wassalamualaikum wr wb
Imam Puji Hartono (IPH)
0 komentar :
Posting Komentar