Kamu menyebut
"Allah". Mengapa kamu menyebut "Allah"? Apa isi perkataan
itu? Biasa kita lihat ada orang pulang bekerja dalam keadaan letih. Ketika ia
duduk dan bersandar ke dinding, ia gumamkan, "Allah...." Apakah
perkataan "Allah" isinya capek? Ada
juga orang yang sedang mengalami kesusahan hidup. Ia juga berguman, "Allaah...." Masak perkataan
"Allah" isinya kesusahan dan keluh kesah?!
Jadi sebenarnya apa isi perkataan "Allah" itu?
Zat-Sifat-Asma-Af`al
itulah isi perkataan "Allah" itu. Lihatlah pada sekalian alam.
Semuanya—termasuk diri kita—mengandung Zat-Sifat-Asma-Af`al. Itulah Allah.
Wajar kita berkata "Allah" karena kata "Allah" itu [Nama]
Kebesaran Tuhan.
Jadi setiap kebesaran Tuhan itulah yang disebut "Allah".
Coba dipahami dalam kalimah tauhid: Laa ilaaha illallaaah. Tiada Tuhan melainkan Allah alias Tiada Tuhan melainkan Kebesaran-Nya [ada pada segala sesuatu]. Karena sudah nyata yang ada pada sekalian alam, baik alam dunia maupun alam akhirat, yang ADA hanya Zat-Nya, Sifat-Nya, Asma-Nya, dan Af`al-Nya.
Jadi, ketahuilah mengenai Allah dan Tuhan ini. Jangan sampai kita tidak sadar selama ini sudah menyembah Nama, bukannya menyembah Tuhan Yang Tidah Bernama. Uraian ini untuk menaikkan derajat dirimu.
Zatul Buhti Bukan Nama Tuhan
Kebanyakan
orang berpandangan bahwa yang dinamakan Zatul Buhti itu Nama Tuhan. Bagi orang
tauhid, Tuhan tidak bernama. Jika manusia bernama; Tuhan pun ber-Nama, berarti
Tuhan sama dengan manusia. Yang sama dengan manusia, bukan Tuhan. Inilah
tauhid. Karena Quran jelas-jelas
menyatakan laysa kamitslihi syai`un; Tuhan tidak ada persamaan dengan
makhluk.
Zatul Buhti itu artinya Zat semata-mata alias Zat Mutlak.
Manusia bertangan-berkaki. Kalau kita katakan Tuhan ber-Tangan dan ber-Kaki, tentulah sama dengan manusia. Yang sama dengan manusia, bukan Tuhan. Manusia berwajah. Kalau kita katakan Tuhan ber-Wajah, tentulah sama dengan manusia. Yang sama dengan manusia, bukan Tuhan. [Maka akhi wal ukhti di muslim.or.id dan situs-situs afiliasinya serta seluruh wahabi-salafy sedunia dan setiap manusia yang berpaham sama dengan mereka adalah segerombolan manusia yang berhukum dan berakhlak secara Islam, tetapi berakidah secara kafir laknatullah (kata si Mux, yeuh!)]
"Jangan kau sembah Zat-Ku; Jangan kau
sembah Sifat-Ku; Jangan kau sembah Asma-Ku; Jangan kau sembah Af`al-Ku.
Sembahlah AKU." [Hadis Qudsy]
"Man abdal Asma faqad kafar; man abdal ma'na munafiqun"
Siapa menyembah Nama, kafir; siapa menyembah makna, munafik.
Jadi, Tuhan itu jangan
dimacam-macamkan lagi. Cukup kita yakini Tuhan itu ADA.
0 komentar :
Posting Komentar