Setelah menjelaskan WARID secara umum,selanjutnya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah rahimaullah menjelaskan lebih spesifik lagi dengan mengartikan WARID sebagai CAHAYA yang dituangkan dalam hati :
“Cahaya
adalah tunggangan hati dan asrar(rahasia rahasia batin) cahaya adalah
tentara hati,seperti kegelapan adalah tentara nafsu.Jika Allah ingin
menolong hambaNYA,maka DIA menolongnya dengan pasukan cahaya,dan
memutuskan sokongan kegelapan dan segala sesuatu selain Allah darinya “.
Syeikh Sa’id Hawa menjelaskan ;
WARID jika dirinci lebih detail berarti ; cahaya atau cahaya yang
dituangkan Allah ke dalam hati seseorang, merupakan akibat dari proses
penghadapan seorang hamba kepada Allah atau merupakan
pemberia-NYA.Sebagaimana dijelaskan Oleh Allah dalam surat Az zumar ;22 :
اَفَمَنْ شَرَّ حَ اللَّهُ صَدْ رَهُ لِِلاِْ سْلاَ مِ فَهُوَ عَلىَ نُوْ رٍ مِنْ رَبِهِ. . . .
Apakah orang orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya ( sama dengan orang yang hatinya membatu) (Az-zumar:22)
وَ الَّذِ يْنَ اَهْتَدَ وْا زَا دَهُمْ هُدً وَ اَ تَهُمْ تَقْوَ هُمْ
“Dan
orang yang mendapat petunjuk,Allah menambah petunjuk kepada mereka dan
memberikan kepada mereka (balasan) ketakwakanya ( Muhammad:22)
Dan Firman NYA dalam surat Al-Ankabut:69 :
وَالَّذِ ينَ جَا هَدُ وا فِيْناَ لَنَهْدِ يَنَّهُمْ سًبُلَنَا وَاِنَّ الَّلهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan
orang orang yang berjihad untuk(mencari keridlaan) KAMI,benar benar
akan KAMI tunjukan kepada mereka jalan jalan KAMI”. (Al-Ankabut :69).
Kendaraan
yang ditunggangi hati untuk menempuh perjalanan menuju Allah adalah
cahaya ,sedang tentara hati dan jiwa yang denganya ia dapat mengalahkan
tentara syetan,juga adalah cahaya.Ada dua peran yang dimainkan oleh
cahaya dalam hati.Pertama sebagai tunggangan seorang dalam mengarungi
perjalanan menuju Allah;bila seorang memiliki cahaya,maka ia akan
mengendarai tungganganya dan berjalan menuju Allah.Kedua sebagai
prajurit, bila memiliki cahaya, maka ia akan mengalahkan tentara lain
yang ingin menyerahkannya kepada syetan atau dunia.Oleh karena itu kita
juga harus meneliti tidak saja kepada hal hal yang mendatangkan
WARID,tetapi juga harus mengamati apakah warid warid itu telah memainkan
peranya dalam hati; apakah warid warid itu juga bisa menjadi kendaraan
yang dapat dikemudikan untuk menuju akhirat dan untuk menentang dorongan
dorongan syaitani.
Marilah
kita bertanya pada dirikita masing masing;Apakah kita dapat menambah
cahaya yang ada dalam hati kita masing masing?Jika mampu
melakukannya,maka kita dapat dinyatakan lulus.Sebaliknya jika kita tak
lulus.kita merugi.Dan semua itu kembali kepada Allah dan iradatNYA; bila
Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba, maka DIA
menganugerahi WARID berupa cahaya, dan Allah menyelematkannya dari
segala bentuk kegelapan dan dari berbagai macam benda ( dzat) selain
Allah.
Apakah
kita memiliki tanda tanda yang dapat kita gunakan untuk mengetahui apa
yang Allah kehendaki pada diri kita ?Apakah Allah menginginkan kebaikan
pada diri kita ?.tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan pada diri kita
,menurut syeikh Sa’id Hawa adalah ;menumbuhkan pemahaman agama
NYA,seperti disinyalir oleh Nabi dalam sabdanya :
مَـنْ يـُرِ دِ الَـلَّهُ بِـِهِ خـَيـْرًا يــُفَــقِّهْـهُ فـــِى الــدِّ يــْنِ :
Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya ,maka DIA memberi pemahaman agama kepadanya
(HR Muslim ,Tirmidzi)
Jika kau
jumpai seseorang yang dianugerahi pemahaman terhadap agama_NYA,itu
adalah pertanda bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi seorang itu.Maka
seyogyanya ia senang dan melantunkan pujian kepada Allah.
Menurut
syeikh Sa’id Hawa rahimaullah sebagian orang memasukan tema pembicaraan
ini ke dalam kajian filsafat.Padahal sebenarnya tidak,karena ini adalah
fitrah dan merupakan aspektertinggi dan terluhur dalam islam.Selama kita
mengacu pada pengertian seperti ini, maka kita mengarah pada
kebaikan.Namun bila kita terlalu banyak membaca dan mengkaji berbagai
macam disiplin ilmu, sementara hati kita tidak di asah dan tak pernah
diperhatikan hingga menjadi gelap,maka mesti menjadi peringatan bagi
kita.karena bila kita tidak merasa lelah dan terus begitu, maka yang
akan muncul dikalangan kita adalh filosof, dan bukan kaum RABBANI.
NUR atau
cahaya ini amat penting.karena jika seseorang memiliki lampu
senter,lalu pada malam dinyalakan,maka akan terlihat segala sesuatu yang
ada disekelilingnya,Jika sesuatu itu terlihat,maka akal akan berperan
untuk memutuskan,apakah sesuatu itu membahayakan atau bermanfaat,jelek
atau baik,harus berbuat atau menahan diri,berjalan atau berhenti,dan
seterusnya,
Untuk
masalah akhirat kita mempunyai NUR (cahaya) BASHIRAH ( mata batin) dan
punya kepastian.Dengan cahya akan terlihat segala sesuatu,dan cahaya
pulalah yang membedakan cara pandang sang muslim dan si kafir dalm
memandang sesuatu.Allah melukiskan dalam firmanNYA :
”
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya,Allah hilangkan cahaya(yang
menyinari)mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan,tak dapat
melihat “.(Al-Baqarah :17).
Melalui
cahaya seorang mukmin dapat menatap sesuatu dengan penglihatan imani
yang lain dengan penglihatan orang kafir.Penglihatan orang kafir adalah
penglihatan yang bersifat meterialistis melulu dilandasi oleh nafsu
untuk kepentingan individual semata.Mereka (orang kafir) seharusnya
melihat segala sesuatu dengan berdasarkan api tersebut, yang tak lain
adalah (cahaya) syari’at.Namun Allah menghilangkan cahaya bagi
mereka.Jadi ayat diatas mengabarkan bahwa ada yang bersemayam dalam
hati,ang dengannya mesti melihat sesuatu menurut hakekatnya.
Setelah cahaya bisa diraih lalu
bagaimana dengan BASHIRAH,suatu kurnia yang denganya sesorang menentukan
hukum tentang apa yang wajib dilakukan.Allah berfirman :
” Sesungguhnya telah datang dari RABB-mubashaa’ir (bukti bukti yang terang ) kepada kalian “.(Al-An’am :104 ).
Al-Quran
adalah BASHAA’IR jamak dari bashirah.dengan alQuran ini Allah memberimu
bashirah yang melaluinya kita menghukumi segala sesuatu.Hukum bashirah
adalah bila seorang muslim melihat tindak kemungkaran,maka ia harus
memeranginya,dan bila menemukan perilaku kebaikan,maka ia
mengokohkannya.demikian juga dengan hukum hukum yang lain.
Setelah
Bashirah menetapkan,maka peran terakhir adalah hati,dimana ia bisa
menerima untuk melakukan hukum itu, bisa pula meninggalkannya.Penerimaan
hukum tersebut muncul lantaran cahaya yang dimiliki fungsional sebagai
tentara hati,sedangkan penolakanya terjadi karena kegelapan yang ada
telah menjalankan perannya sebagai tentara nafsu.Wirid wirid yang
dilazimkan oleh sesorang adalah faktor menentukan untuk melahirkan
kepatuhan hati ini.Karena itu ,para ahli suluk menginginkan agar
seseorang terus menerus melakukan WIRID nya hingga mampu meraih
kesempurnaan itu.Tapi jangan lupa ketika melakukan wirid pusatkan hati
sepenuhnya kepada Allah.Tunaikan WIRID, karena dimana ada WIRID disitu
pula ada WARID,meski kehadlirannya kadang dapat dirasakan,kadang tidak.
Warid
warid yang dituangkan kedalam hati sesorang itu bukan hanya satu
macam,walaupun memang pada akhirnya warid warid berupa cahaya,yang lahir
lantaran rasa senang kepada Allah yang sekaligus sebagai anugerah
Illahi.Cahaya itu terasa dalam bentuk dada yang lapang dan hati yang
berbunga.Yang paling penting untuk diingat adalah,bahwa Warid Warid yang
dicurahkan kedalam hati sesorang itu bervariasi.
Seseorang
yang mengarungi perjalanan menuju Allah,lantas disusupi rasa
teteram,lalu merasa bahwa dirinya mempunyai hati dan hati tersebut
memiliki sensivitas dan kepekaan yang tinggi,itu sudah cukup menjadi
WARID yang besar bagi sang pejalan menuju ALLAH.
0 komentar :
Posting Komentar