Asalamu ‘Alaikum W.W
Sebagian orang (islam)
menanggapi kata tassawuf (sufi) dengan pengertian ; sekelompok orang
orang yang menjauhkan kehidupan dunia dan meninggalkan kenikmatan
kenikmatan yang dalam pemahaman mereka sebagai penyebab kelalaian
manusia kepada penciptanya, sehingga secara terburu buru orang menfonis
bahwa tassawuf adalah kelompok sempalan islam yang telah melencengkan
pemahaman dasar Islam yang benar dan mengambil dasar agama secara se
potong potong.Lain halnya kelompok yang mengagumi tassawuf , sufi
adalah kelompok minoritas .merupakan makhluk pilihan, yang diberi
keistimewakan untuk melanglangkan ruhani mereka sampai pada pertemuan
dengan Dzat Yang maha Mulia.dan tak mengherankan apabila kemudian mereka
melontarkan kalimat, yang terkesan tidak wajar, bahkan dikatakan syrik,
bid;ah, bila klimat itu diartikan sepintas, tidak ditelusuri scara
dalam.
Keganjilan ungkapan ungkapan mereka, kadang kala
dapat menyudutkan mereka oleh orang yang anti terhadap Tassawuf.Apabila
menelusuri kehidupan Rosulullah sebagai figur yang begitu menekankan
pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat., beliau memang tidak
kaya akan tetapi tidak mewajibkan ummatnya untuk meninggalkan manfaat
harta, bahkan dengan harta orang bisa bersedakan.beliau benar menjahui
dunia , tapi menganjurkan untuk bersosialisasi.begitu pula di muka umum
beliau tak pernah mengeluarkan kata kata ganjil yang membinggungkan
diantara sahabatnya, kalau pun ada mereka memahami sebagai kekhususan
beliau yang tidak lepas dari kemukjizatan, jadi diluar kemampuan manusia
biasa.
Dalam pengantar buku Mi’raj orang beriman
Prof.DR.M.Quuraish Shihab menagatakan : Dalam sejarah perkembangan
pemikiran Islam, pernah terasa bahkan terjadi semacam pertikaian antara
ulam fiqih dan ulama tassawuf.Pertikaian itu muncul anatara lain karena
ulama fiqih seringkali menekankan uraian uraian mereka segi formal
hukum, yang menjadikan mereka perpendapat satu ibadah telah sah selama
sisi formal itu telah terpenuhi.Disisi lain .para ulama tassawuf
menekankan pada sisi substansi sesuatu ,sehingga mereka tidak menoleh
pada sisi formal………….Saayidina Ali k.w.pernah ditanya oleh sahabatnya
Zi’lib Al Yamani:”Apakah anda telah melihat TUHAN ? beliau menjawab
Bagaimana aku menyembah apa yang tidak kulihat ? Zi’lib balik
bertanya”bagaimana anda melihat Tuhan,sayidina Ali menjelaskan :Yang
maha Mulia tidak terlihat oleh mata dengan pandangan mata, tetapi
terjangkau oleh pandangan hati berdasar hakikat iman.
Demikian terjadi pertemuan dan memang pada akhirnya
para fuqoha yang mendalam pengetahuanya, demikian juga para sufi yang
meneladani Nabi saw, berkesimpulan , bahwa mengamalkan tassawuf tanpa
bimbingan syariat tidaklah dibenarkan, sebaliknya mengamalkan syariat
tanpa hekekat yang diajarkan sufi, hanya dilakukan oleh orang yang todak
memahami subtansi agama.
Tulisan berikut adalah beberapa catatan pribadi
penulis suntingan dari berbagai buku buku tassawuf karya ulama sufi
klasik , catatan dan pengalaman pribadi selama mendampingi seorang yang
berjalan menuju Allah ,yaitu ; bapakku , sahabatku, dan guru spiritual
ku (semoga Allah merahmatinya )
Judul artikel bisa dipilih di side bar JUDUL ARTIKEL(
klik ).ringkasan tulisan yang diposting terakhir adalah yang tercantum
dibawah muqodimah.
Mennghubungi penyunting silahkan email dengan klik
contact me di halaman samping.Atau bila ingin berlanganan tulisan ini
clik subribe now (gratis).
Terima kasih semoga ada manfaatnya khususnya untuk diriku,Amin
Wassalam
0 komentar :
Posting Komentar