Suatu ketika, dua orang sahabat saling mempertentangkan tentang rezeki. Menurut Abu Amar, sebut saja begitu. Rezeki itu tidak akan datang sendiri, tanpa kita melakukan usaha atau ikhtiar. "Rezeki itu tak bakal datang kecuali melalui usaha dan pekerjaan," kata Abu Amar kepada Fulan, sahabatnya.
Namun pernyataan itu dibantah Fulan, "Rezeki itu ada dalam kekuasaan Allah. Usaha, kegiatan hanyalah sebuah sebab yang mendatangkan rezeki. Allah akan memberikan rezeki dengan atau tanpa sebab," ujar Fulan yang memilih keimanan.
"Rezeki tidak akan diperoleh kecuali dengan bekerja dan berusaha," bantah Abu Amar berargumentasi.
"Sudah
kukatakan kepadamu, bahwa pekerjaan dan usaha itu hanya sebab. Tapi
Allah-lah yang sesungguhnya memberi rezeki," tegas si Fulan lagi.
"Baiklah,
jika ucapanmu benar, duduklah ditempatmu ini. Aku akan berusaha dan
bekerja. Coba kita lihat nanti, siapa yang akan datang membawa rezeki,"
jawab Abu Amar. "Silakan," tutur Fulan singkat.
Abu
Amar kemudian keluar. Baru sampai di dekat pintu rumah, dia ditawari
dan diberi sebuah apel oleh seseorang. Kemudian dengan membawa apel, dia
mendatangi Fulan, serta memberikan apel tersebut. "Lihatlah, bagaimana
usahaku membuahkan hasil. Karena aku berusaha, maka aku mendapat rezeki.
Makanlah apel ini."
Fulan
membiarkannya hingga Abu Amar selesai berbicara. Lantas dia berkata,
"Sekarang siapa yang sebenarnya memperoleh rezeki," tanya Fulan. "Aku,
karena aku mau berusaha," jawab Abu Amar.
"Mana
rezekimu? Akulah yang memakan apel ini. Aku yang memperoleh rezeki. Kau
tidak memperoleh apa-apa. Kau hanyalah pembantu. Kau pergi hanya untuk
mengambilkan rezekiku. Meski aku duduk di rumah, tapi Allah SWT
memberiku apel melalui tanganmu. Sedangkan kau pergi dan berusaha. Tapi
pulang dengan tangan kosong. Allah hanya menjadikan kamu sebagai
pembantu, dan tidak memberimu apa-apa. Mana rezekimu? kata Fulan.
Abu
Amar lantas tertunduk, merenung dan berkata: Laailahaillallah, benar
sekali ucapanmu. Kau duduk di rumah, tapi bisa mendapatkan apel.
Sementara aku pergi dan berusaha, tapi malah tidak memperoleh apa-apa,"
tutur Abu Amar. (ditulis Habib Abdullah Abdurrahman Mulahelah dari
Rehlah Habib Alwi bin Ali Al Habsyi pada Habib Abu Bakar Assegaf Gresik)
0 komentar :
Posting Komentar