Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan pergantian tahun ke tahunpun terus kita lalui. Tanpa terasa hitungan umur kitapun terus bertambah yang pada hakekatnya sebenarnya dengan pergantian tahun itu, berarti jatah usia kita semakin berkurang. Atau dengan kata lain, kesempatan kita untuk mengabdi dan berbakti, menghambakan diri kita kepada al-Kholik, Allah SWT semakin berkurang.
Firman allah dalam Al-Quran Suart Al-Ashr ayat 1-3:
والعصر * ان الانسان لفى خسر * الا الذين امنوا وعملواالصلحات وتواصوا بالحقّ وتواصوا بالصبر *
”Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu
dalam keadaan merugi. Kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal
soleh, dan orang-orang yang senantiasa saling nasihat-menasihati dalam
kebenaran dan kesabaran”.
Maksudnya, dengan terus berjalannya
waktu, manusia akan rugi jika hidupnya tidak diisi dengan keimanan yang
kuat, tidak mau beramal soleh, dan tidak suka memberi atau menerima
nasihat tentang kebenaran (al-haq) agama dan kesabaran. Dengan
kata lain, agar hidup kita tidak merugi, kuncinya adalah iman dan amal
soleh. Iman menjadi prasyarat suatu amal baik dikategorikan sebagai amal
soleh, sedangkan amal soleh merupakan buah dari iman seseorang. Jika
iman diibaratkan sebagai pohon, maka amal soleh ibarat buahnya. Tidak
akan ada buah jika tidak ada pohon, dan pohon tidak akan berguna jika
tidak berbuah.
Wal hasil, sebagai orang-orang yang
beriman, isilah sisa hidup kita ini dengan memperbanyak amal soleh, agar
keimanan kita membuahkan kebahagiaan hidup di dunia dan keselamatan di
akhirat kelak dibawah naungan ridlo Allah SWT.
Dalam kaitan ini, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Karomallahu Wajhah telah berwasiat kepada kita dalam Atsarnya:
الدنيا دارُ عملٍ لاجزاءٍ والأخرةُ دارُ جزاءٍ لا عملٍ فاعملوا فى دارٍ لاجزاءَ فيها لدارٍ لاعملَ فيها
”Dunia itu negeri tempat beramal,
tidak ada pahala/ganjaran di dalamnya, sedangkan akhirat adalah negeri
tempat ganjaran, tidak ada lagi amal di dalamnya. Oleh karena itu,
beramallah di negeri yang tidak ada ganjaran di dalamnya untuk
mendapatkan kebahagiaan hidup di negeri yang tidak ada amal di
dalamnya”.
Artinya, manfaatkan sisa hidup kita di
dunia ini dengan memperbanyak amal soleh tanpa harus menghitung-hitung
pahala kita, dan tidak pula menunggu-nungu ataupun menunda-nunda
kesempatan (tulul amal). Lakukanlah amal saat itu juga ketika
ada keinginan dan kesempatan, karena kita tidak pernah tahu apakah pada
besok, lusa dan seterusnya masih punya kesempatan, bahkan kita tidak
tahu apakah kita masih hidup.
Demikian pula, jangan biasakan menunda
amal karena menunggu untuk beramal yang lebih baik. Tetapi lakukanlah
apa yang dapat kita lakukan.
Firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 84:
قل كُلٌّ يَعملُ على شا كِلَته فربُّكم اعلم بِمَن هو اَهْدَى سبيلا
”Katakanlah – wahai Muhammad-
hendaklah tiap-tiap orang beramal menurut tabi’atnya sendiri-sendiri,
maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”.
Maksudnya, bagi orang yang memiliki harta
beramallah dengan hartanya. Bagi yang memiliki ilmu beramallah dengan
ilmunya. Sekalipun hanya bisa membaca basmalah, maka beramallah dengan
mengajarkan basmalah itu kepada orang lain yang membutuhkannya. Yang
memiliki keterampilan dan kecakapan, beramallah dengan keterampilan dan
kecakapannya itu. Bagi yang ahli pidato dan berda’wah, beramallah dengan
keahlian pidato dan da’wahnya. Ahli syair beramal dengan syairnya. Ahli
menulis beramal dengan tulisannya. Tegasnya, beramallah dengan apa yang
kita miliki dan bisa kita lakukan.
Panutan kita, paduka alam Nabi Muhammad
SAW adalah pelopor beramal dan penganjur beramal nomor wahid. Belau
sendiri telah beramal untuk kepentingan agama. Sungguh besar jasa beliau
terhadap kemajuan Islam dan kaum muslimin di dunia ini. Beliau juga
telah beramal untuk kepentingan kemanusiaan, kesucian dan keadilan di
kalangan umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat
Al-An’am ayat 135:
قل يا قومِ اْعمَلوا على مَكا نَتِكم اِنِّى عامِلٌ
”Katakanlah olehmu Muhammad; Hai
kaumku, beramallah kamu menurut kadar kemampuanmu. Sesungguhnya aku ini
adalah orang yang beramal”.
Dengan semangat beramal inilah umat Islam
pada zaman Nabi SAW dan pada zaman keemasan Islam mengalami kemajuan
dan kejayaan. Bahkan berkat semangat beramal ini pula, maka
ajaran-ajaran agama yang luhur itu dapat diamalkan dengan
sungguh-sungguh, dapat dipraktekkan dan dibuktikan kemanfaatannya oleh
siapapun. Sehingga keindahan ajaran Islam tidak hanya digambarkan dalam
angan-angan, tetapi benar-benar dapat dibuktikan dalam alam nyata, dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, beramallah mulai saat
ini juga, dan mari kita kobarkan semangat beramal pada diri kita
masing-masing, mulai hari ini, agar Islam sebagai agama amal dan rahamatan lil ’alamin dapat benar-benar dirasakan oleh seluruh umat manusia.
Dari uraian di atas dapat kita tarik
kesimpulan bahwa agar kita selamat hidup didunia dan memperoleh
kebahagiaan dalam kehidupan abadi di akirat kelak perkuat keimanan dan
perbanyaklah amal soleh sesuai dengan kemampuan masing-masing dan
janganlah suka menunda-nunda kesempatan untuk beramal. Dengan demikian
mudah-mudahan kita senantiasa termasuk ke dalam golongan orang-orang
yang cinta dan gemar beramal, sehingga selamat fiddunya wal akhirat dibawah ridlo Allah SWT. Amin ya robbal ’alamin.
0 komentar :
Posting Komentar