Abdul Azis bin Shuhaib menerangkan: Aku pernah mendengar Anas bin Malik berkata: "Ada sekelompok orang mengiring jenazah dengan memuji amal kebajikan si mayat semasa hidupnya. Menyaksikan hal itu, Rasulullah kemudian bersabda: "Wajabat lahu." Lalu ada sekelompok orang lagi yang mengiring jenazah dengan mencibir amal kejelekan si mayit semasa hidupnya. Rasulullah kemudian bersabda: "Wajabat lahu."
Umar bin Khathab lalu menanyakan kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah,
apakah yang engkau maksud dengan wajabat lahu?" Jawab Rasulullah: "Bagi
mayit yang dipuji amal kebajikannya, dia wajib masuk surga. Sedang bagi
mayit yang dicibir kejelekannya, dia wajib masuk neraka." Rasulullah
kemudian bersabda: "Kalian adalah saksi bagi Allah di atas bumi."
Suatu
ketika Abi Aswad Ad-Diliy mengatakan, sewaktu aku duduk bersama Umar
bin Khathab, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda: "Seseorang
yang meninggal dunia kemudian diberi kesaksian oleh tiga orang, bahwa
semasa hidupnya dia adalah orang yang baik, maka dia pasti menjadi
penghuni surga." Lalu aku bertanya: "Bila hanya dua orang yang memberi
kesaksian, apakah tetap masuk surga?" Jawab Rasulullah: "Sekalipun hanya
diberi kesaksian oleh dua orang, dia tetap masuk surga." Tapi aku tidak
menanyakan kepada Rasulullah bila hanya diberi kesaksian oleh satu
orang."
Dalam
riwayat lain, Amir bin Rabiah menerangkan, bahwa Rasulullah telah
bersabda; "Apabila seseorang telah meninggal, kemudian Allah mengetahui
bahwa seluruh amalnya adalah jelek, tetapi rekan dan handai taulannya
memberikan kesaksian bahwa dia baik, maka Allah memerintahkan kepada
para malaikat: "Hai para malaikat, berilah kesaksian bahwa sesungguhnya
Aku telah menerima kesaksian hamba-hamba-Ku yang berada di dunia
terhadap mayit ini, hingga Aku mengampuni dosa-dosanya padahal Aku Maha
Tahu."
Pada
zaman dahulu ada seorang lelaki yang suka menipu. Gonta-ganti nama,
sudah menjadi kebiasaan dalam hidupnya. Semua penduduk kampung
memberinya julukan: Fulanut Thirar, Fulan yang licik. Pekerjaan
sehari-harinya menipu di pasar. Yang menjadi sasaran praktiknya adalah
orang kampung yang datang ke kota.
Pada
suatu hari, di tengah pasar dia bertemu dengan seorang lelaki kampung.
Dengan lincah, dia memerankan diri menyampaikan salam sambil menyapa:
"Saudara, engkau adalah teman bapakku kan? Hari ini aku mengundangmu ke
rumahku." Lelaki kampung itu menjawab: "Aku tidak mengenal ayahmu."
Jurus berikutnya, si Licik bicara: "Ah, barangkali engkau lupa. Aku sama
sekali tidak melupakan wajahmu."
Lalu
si Licik mengajak sang lelaki kampung masuk ke restoran. Dia memesan
segala macam makanan dan minuman yang disukai. Sudah menjadi tradisi, di
negeri itu bila memesan makanan di restoran bayar belakangan. Setelah
makanan tersaji, dinikmatilah dengan lahap. Ketika tinggal sedikit, si
Licik pura-pura keluar ke kamar kecil, lalu pergi meninggalkan restoran.
Selesai
makan, si pemilik restoran minta bayaran kepada lelaki kampung yng
tidak tahu apa-apa. Tahunya, dia diajak makan oleh kenalan barunya. "Aku
adalah tamu dari lelaki yang keluar tadi," kata lelaki kampung itu
lugu. Namun, dia sadar telah terkena tipu. Mau tidak mau dia harus
membayar seluruh makanan yang dipesan si Licik tadi.
Perbuatan
menipu dilakukan si Licik setiap hari sepanjang hidupnya. Suatu ketika
dia sakit. Pada saat sakaratul maut, dia memberikan uang dalam jumlah
banyak kepada dua orang lelaki, dengan pesan: Bila dia mati, dua orang
bayaran ini agar mengiring jenazahnya sambil mengatakan: "Sebaik-baik
mayit adalah mayit lelaki shalih ini."
Mendapat
bayaran besar, pesan itu diakukan hingga akhir pemakaman. Ketika
orang-orang yang bertakziyah pulang meninggalkan pemakaman, datanglah ke
kuburnya dua malaikat untuk mengajukan pertanyaan kubur. Tapi, pada
saat malaikat hendak mengajukan pertanyaan kepada si Licik, datang suara
memanggil: "Hai malaikat-Ku, tinggalkan hamba ini. Sebab semasa
hidupnya dia selalu melakukan hal yang aneh. Akan meninggal pun masih
melakukan hal yang aneh pula. Dia membayar dua orang lelaki agar
mengiring jenazahnya sambil mengatakan bahwa dirinya adalah mayit yang
baik. Karena itu, Aku telah mengampuni dosa-dasanya lantaran kesaksian
dua orang yang mengatakan, bahwa dia adalah mayit yang baik, sekalipun
dua saksi itu bayaran." Demikian, dengan kelicikannya dia dapat
menyiasati Allah SWT.
0 komentar :
Posting Komentar