Home » » Iman dan Amal Soleh, Kunci Kebahagiaan Hidup di Dunia dan Akhirat

Iman dan Amal Soleh, Kunci Kebahagiaan Hidup di Dunia dan Akhirat

Written By NurulHuda on Jumat, 17 Mei 2013 | Jumat, Mei 17, 2013



Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan pergantian tahun ke tahunpun terus kita lalui.  Tanpa terasa hitungan umur kitapun terus bertambah yang pada hakekatnya sebenarnya dengan pergantian tahun itu, berarti jatah usia kita semakin berkurang. Atau dengan kata lain, kesempatan kita untuk mengabdi dan berbakti, menghambakan diri kita kepada al-Kholik, Allah SWT semakin berkurang.
Firman allah dalam Al-Quran Suart Al-Ashr ayat 1-3:
والعصر * ان الانسان لفى خسر * الا الذين امنوا وعملواالصلحات وتواصوا بالحقّ وتواصوا بالصبر *
”Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal soleh, dan orang-orang yang senantiasa saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran”.
Maksudnya, dengan terus berjalannya waktu, manusia akan rugi jika hidupnya tidak diisi dengan keimanan yang kuat, tidak mau beramal soleh, dan tidak suka memberi atau menerima nasihat tentang kebenaran (al-haq) agama dan kesabaran. Dengan kata lain, agar hidup kita tidak merugi, kuncinya adalah iman dan amal soleh. Iman menjadi prasyarat suatu amal baik dikategorikan sebagai amal soleh, sedangkan amal soleh merupakan buah dari iman seseorang. Jika iman diibaratkan sebagai pohon, maka amal soleh ibarat buahnya. Tidak akan ada buah jika tidak ada pohon, dan pohon tidak akan berguna jika tidak berbuah.
Wal hasil, sebagai orang-orang yang beriman, isilah sisa hidup kita ini dengan memperbanyak amal soleh, agar keimanan kita membuahkan kebahagiaan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat kelak dibawah naungan ridlo Allah SWT.
Dalam kaitan ini, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Karomallahu Wajhah telah berwasiat kepada kita dalam Atsarnya:
الدنيا دارُ عملٍ لاجزاءٍ والأخرةُ دارُ جزاءٍ لا عملٍ فاعملوا فى دارٍ لاجزاءَ فيها لدارٍ لاعملَ فيها
 ”Dunia itu negeri tempat beramal, tidak ada pahala/ganjaran di dalamnya, sedangkan akhirat adalah negeri tempat ganjaran, tidak ada lagi amal di dalamnya. Oleh karena itu, beramallah di negeri  yang tidak ada ganjaran di dalamnya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di negeri yang tidak ada amal di dalamnya”.
Artinya, manfaatkan sisa hidup kita di dunia ini dengan memperbanyak amal soleh tanpa harus menghitung-hitung pahala kita, dan tidak pula menunggu-nungu ataupun menunda-nunda kesempatan (tulul amal). Lakukanlah amal saat itu juga ketika ada keinginan dan kesempatan, karena kita tidak pernah tahu apakah pada besok, lusa dan seterusnya masih punya kesempatan, bahkan kita tidak tahu apakah kita masih hidup.
Demikian pula, jangan biasakan menunda amal karena menunggu untuk beramal yang lebih baik. Tetapi lakukanlah apa yang dapat kita lakukan.
Firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 84:
قل كُلٌّ يَعملُ على شا كِلَته فربُّكم اعلم بِمَن هو اَهْدَى سبيلا
”Katakanlah – wahai Muhammad- hendaklah tiap-tiap orang beramal menurut tabi’atnya sendiri-sendiri, maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”.
Maksudnya, bagi orang yang memiliki harta beramallah dengan hartanya. Bagi yang memiliki ilmu beramallah dengan ilmunya. Sekalipun hanya bisa membaca basmalah, maka beramallah dengan mengajarkan basmalah itu kepada orang lain yang membutuhkannya. Yang memiliki keterampilan dan kecakapan, beramallah dengan keterampilan dan kecakapannya itu. Bagi yang ahli pidato dan berda’wah, beramallah dengan keahlian pidato dan da’wahnya. Ahli syair beramal dengan syairnya. Ahli menulis beramal dengan tulisannya. Tegasnya, beramallah dengan apa yang kita miliki dan bisa kita lakukan.
Panutan kita, paduka alam Nabi Muhammad SAW adalah pelopor beramal dan penganjur beramal nomor wahid. Belau sendiri telah beramal untuk kepentingan agama. Sungguh besar jasa beliau terhadap kemajuan Islam dan kaum muslimin di dunia ini. Beliau juga telah beramal untuk kepentingan kemanusiaan, kesucian dan keadilan di kalangan umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-An’am ayat 135:
قل يا قومِ اْعمَلوا على مَكا نَتِكم اِنِّى عامِلٌ
”Katakanlah olehmu Muhammad; Hai kaumku, beramallah kamu menurut kadar kemampuanmu. Sesungguhnya aku ini adalah orang yang beramal”.
Dengan semangat beramal inilah umat Islam pada zaman Nabi SAW dan pada zaman keemasan Islam mengalami kemajuan dan kejayaan. Bahkan berkat semangat beramal ini pula, maka ajaran-ajaran agama yang luhur itu dapat diamalkan dengan sungguh-sungguh, dapat dipraktekkan dan dibuktikan kemanfaatannya oleh siapapun. Sehingga keindahan ajaran Islam tidak hanya digambarkan dalam angan-angan, tetapi benar-benar dapat dibuktikan dalam alam nyata, dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, beramallah mulai saat ini juga, dan mari kita kobarkan semangat beramal pada diri kita masing-masing, mulai hari ini, agar Islam sebagai agama amal dan rahamatan lil ’alamin dapat benar-benar dirasakan oleh seluruh umat manusia.
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa agar kita selamat hidup didunia dan memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan abadi di akirat kelak perkuat keimanan dan perbanyaklah amal soleh sesuai dengan kemampuan masing-masing dan janganlah suka menunda-nunda kesempatan untuk beramal. Dengan demikian mudah-mudahan kita senantiasa termasuk ke dalam golongan orang-orang yang cinta dan gemar beramal, sehingga selamat fiddunya wal akhirat dibawah ridlo Allah SWT. Amin ya robbal ’alamin.
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

SEMUA TULISAN / ARTIKEL DALAM BLOG INI HANYA SEBAGAI BAHAN PELAJARAN ( IHTIBAR ) KARENA ORANG PINTAR ADALAH ORANG YANG MERASA DIRINYA BODOH SEHINGGA TIDAK BERHENTI MEMBACA DAN BELAJAR

 

Copyright © 2014 Nurulhuda Gorontalo - All Rights Reserved

Design By @OnaldBau