QOLBUL MU-MINIIN BAITULLAAH

Tubuh kita adalah perwujudan keni'matan yang Allaah SWT berikan untuk kita. Bukan dosa kalau kita gembira bahwa kita hidup. Keni'matan adalah perwujudan fisik dari kegembiraan. Tubuh kita mengajari kita keni'matan melalui lima indera kita. Bila kita menuruti kata hati dengan melakukan sesuatu secara spontan atau merasakan sensasi fisik yang membuka aliran kegembiraan yang ada dalam diri kita, maka, kita telah menciptakan wahana bagi keni'matan dalam kesadaran kita.

Dengan kesadaran itu-lah, kita dapat mengisi kehidupan ini dengan nilai. Peningkatan kesadaran adalah upaya yang harus di lakukan agar hidup kita selalu mengalami pertambahan nilai. Pertambahan nilai adalah ciri hidup yang berarti, sehingga, setiap saat kesadaran spiritual kita akan terus meningkat hingga menuju KESADARAN PUNCAK atau SIDRATUL MUNTAHA. Berada di kesadaran puncak setiap hembusan nafas, maka, kita akan menjadi PEMBERI YANG TULUS. Pemberi yang tulus adalah orang yang sudah mampu membasmi shifat pelit yang ada pada dirinya. Pemberi yang tulus adalah orang yang tidak takut lagi kekayaan dan rizqinya di ni'mati oleh orang lain. Pemberi yang tulus adalah orang yang memiliki keyakinan bahwa, jika, dia berbagi dengan orang lain dengan apa-apa yang di anugerahkan Allaah SWT pada dirinya, maka, anugerah Allaah SWT akan semakin mengalir kepadanya. Pemberi yang tulus tidak pernah melakukan sesuatu berdasarkan hitungan untung rugi. Pemberi yang tulus tak akan membiarkan dirinya hidup bergantung pada pemberian orang lain. Dia menyadari dengan sepenuh hatinya, bahwa, hidup bergantung pada orang lain, berarti, ia seang memposisikan dirinya sebagai penerima. Seorang penerima pasti selalu berada di posisi lebih rendah dari seorang pemberi. Seorang penerima, bagaimanapun akan berada dalam kendali seorang pemberi. Maka, jadi-lah pemberi, dan, bukan sebagai penerima.