Home » » Kesaksian bagi yang Mati

Kesaksian bagi yang Mati

Written By NurulHuda on Senin, 06 Mei 2013 | Senin, Mei 06, 2013



Abdul Azis bin Shuhaib menerangkan: Aku pernah mendengar Anas bin Malik berkata: "Ada sekelompok orang mengiring jenazah dengan memuji amal kebajikan si mayat semasa hidupnya. Menyaksikan hal itu, Rasulullah kemudian bersabda: "Wajabat lahu." Lalu ada sekelompok orang lagi yang mengiring jenazah dengan mencibir amal kejelekan si mayit semasa hidupnya. Rasulullah kemudian bersabda: "Wajabat lahu."
Umar bin Khathab lalu menanyakan kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah, apakah yang engkau maksud dengan wajabat lahu?" Jawab Rasulullah: "Bagi mayit yang dipuji amal kebajikannya, dia wajib masuk surga. Sedang bagi mayit yang dicibir kejelekannya, dia wajib masuk neraka." Rasulullah kemudian bersabda: "Kalian adalah saksi bagi Allah di atas bumi."
Suatu ketika Abi Aswad Ad-Diliy mengatakan, sewaktu aku duduk bersama Umar bin Khathab, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda: "Seseorang yang meninggal dunia kemudian diberi kesaksian oleh tiga orang, bahwa semasa hidupnya dia adalah orang yang baik, maka dia pasti menjadi penghuni surga." Lalu aku bertanya: "Bila hanya dua orang yang memberi kesaksian, apakah tetap masuk surga?" Jawab Rasulullah: "Sekalipun hanya diberi kesaksian oleh dua orang, dia tetap masuk surga." Tapi aku tidak menanyakan kepada Rasulullah bila hanya diberi kesaksian oleh satu orang."
Dalam riwayat lain, Amir bin Rabiah menerangkan, bahwa Rasulullah telah bersabda; "Apabila seseorang telah meninggal, kemudian Allah mengetahui bahwa seluruh amalnya adalah jelek, tetapi rekan dan handai taulannya memberikan kesaksian bahwa dia baik, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat: "Hai para malaikat, berilah kesaksian bahwa sesungguhnya Aku telah menerima kesaksian hamba-hamba-Ku yang berada di dunia terhadap mayit ini, hingga Aku mengampuni dosa-dosanya padahal Aku Maha Tahu."
Pada zaman dahulu ada seorang lelaki yang suka menipu. Gonta-ganti nama, sudah menjadi kebiasaan dalam hidupnya. Semua penduduk kampung memberinya julukan: Fulanut Thirar, Fulan yang licik. Pekerjaan sehari-harinya menipu di pasar. Yang menjadi sasaran praktiknya adalah orang kampung yang datang ke kota.
Pada suatu hari, di tengah pasar dia bertemu dengan seorang lelaki kampung. Dengan lincah, dia memerankan diri menyampaikan salam sambil menyapa: "Saudara, engkau adalah teman bapakku kan? Hari ini aku mengundangmu ke rumahku." Lelaki kampung itu menjawab: "Aku tidak mengenal ayahmu." Jurus berikutnya, si Licik bicara: "Ah, barangkali engkau lupa. Aku sama sekali tidak melupakan wajahmu."
Lalu si Licik mengajak sang lelaki kampung masuk ke restoran. Dia memesan segala macam makanan dan minuman yang disukai. Sudah menjadi tradisi, di negeri itu bila memesan makanan di restoran bayar belakangan. Setelah makanan tersaji, dinikmatilah dengan lahap. Ketika tinggal sedikit, si Licik pura-pura keluar ke kamar kecil, lalu pergi meninggalkan restoran.
Selesai makan, si pemilik restoran minta bayaran kepada lelaki kampung yng tidak tahu apa-apa. Tahunya, dia diajak makan oleh kenalan barunya. "Aku adalah tamu dari lelaki yang keluar tadi," kata lelaki kampung itu lugu. Namun, dia sadar telah terkena tipu. Mau tidak mau dia harus membayar seluruh makanan yang dipesan si Licik tadi.
Perbuatan menipu dilakukan si Licik setiap hari sepanjang hidupnya. Suatu ketika dia sakit. Pada saat sakaratul maut, dia memberikan uang dalam jumlah banyak kepada dua orang lelaki, dengan pesan: Bila dia mati, dua orang bayaran ini agar mengiring jenazahnya sambil mengatakan: "Sebaik-baik mayit adalah mayit lelaki shalih ini."
Mendapat bayaran besar, pesan itu diakukan hingga akhir pemakaman. Ketika orang-orang yang bertakziyah pulang meninggalkan pemakaman, datanglah ke kuburnya dua malaikat untuk mengajukan pertanyaan kubur. Tapi, pada saat malaikat hendak mengajukan pertanyaan kepada si Licik, datang suara memanggil: "Hai malaikat-Ku, tinggalkan hamba ini. Sebab semasa hidupnya dia selalu melakukan hal yang aneh. Akan meninggal pun masih melakukan hal yang aneh pula. Dia membayar dua orang lelaki agar mengiring jenazahnya sambil mengatakan bahwa dirinya adalah mayit yang baik. Karena itu,  Aku telah mengampuni dosa-dasanya lantaran kesaksian dua orang yang mengatakan, bahwa dia adalah mayit yang baik, sekalipun dua saksi itu bayaran." Demikian, dengan kelicikannya dia dapat menyiasati Allah SWT.
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

SEMUA TULISAN / ARTIKEL DALAM BLOG INI HANYA SEBAGAI BAHAN PELAJARAN ( IHTIBAR ) KARENA ORANG PINTAR ADALAH ORANG YANG MERASA DIRINYA BODOH SEHINGGA TIDAK BERHENTI MEMBACA DAN BELAJAR

 

Copyright © 2014 Nurulhuda Gorontalo - All Rights Reserved

Design By @OnaldBau